IIHIDAYAT.COM: monster
Peran Naga dari Mitologi hingga Sastra Fantasi Kontemporer

Peran Naga dari Mitologi hingga Sastra Fantasi Kontemporer

Peran Naga dalam kisah fantasi
Photo by Sean Thomas on Unsplash

Naga, siapa yang tidak tahu dengan makhluk yang satu ini? Naga adalah makhluk yang sangat ikonik. Naga telah muncul secara independen dalam seni, mitologi, dan berbagai kisah dari banyak budaya dan peradaban sepanjang sejarah, dari Amerika, Asia, bahkan Eropa. Naga memiliki sejarah yang panjang dalam berbagai bentuk dan terus mengisi media-media yang biasa kita nikmati seperti buku, film, acara TV dan bahkan game.

Tidak terlalu jelas kapan, atau dimana cerita dari naga pertama kali muncul, tetapi seperti yang dikutip dari Heritagedaily.com yang telah diterjemahkan 'gambaran ular terbang raksasa setidaknya telah ada dalam mitologi kuno, khususnya dalam sastra dan seni di zaman Mesopotamia, dimana naga digambarkan dalam Epos Penciptaan, Enuma Elish, dari akhir millenium ke-2 SM'.

Kata 'Dragon', pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris pada abad ke-13, diambil dari bahasa Yunani 'Dracons' dan Latin 'Drakons'. Sedangakan kata naga dalam bahasa indonesia diambil dari bahasa Sansakerta yaitu nāgá yang memiliki arti perwujudan ular kobra raksasa.

Makhluk legendaris bersisik dan bernafas api ini telah banyak menghiasi halaman-halaman dalam kisah fantasi selama berabad-abad. Seperti yang disebutkan dalam paragraf kedua naga bermula dari kisah dalam mitologi kuno, dan dapat bertahan hingga masa kini dalam novel kontemporer. Naga terus memikat imajinasi kita, naga meminkan peran yang sangat beragam dan sering menjadi bagian elemen sentral dalam cerita. Dalam postingan ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana naga telah berkembang di cerita fantasi dan apa sih kebanyakan peran yang mereka mainkan dalam narasi suatu cerita?

1. Peran Naga dalam Mitologi Kuno

Dalam banyak budaya kuno, naga digambarkan sebagai simbol kekuatan dan kebijaksanaan, tetapi juga terkadang menjadi lambang kehancuran, kekacauan, dan ketamakan. Dalam Mitologi Tiongkok misalnya, naga sering dianggap sebagai makhluk yang bijaksana dan baik hati, simbol kekuatan alam, keberuntungan dan pelindung. Contohnya, naga Ying Long yang merupakan penggambaran dari elemen bumi. Dalam legenda kuno Ying Long pernah membantu kaisar Huang Di dalam perang penyatuan dengan membunuh musuh yang kuat.

2. Peran Naga dalam Sastra Klasik

Dalam sastra klasik Eropa, naga biasanya memiliki peran sebagai musuh besar yang harus dikalahkan oleh pahlawan. Misalnya, kisah Beowulf, pahlawan epik Anglo-Saxon, yang mengakhiri hidupnya dalam pertarungan heroik melawan naga, dan Contoh lain yang terkenal juga dalam hal ini adalah kisah Fafnir dalam mitologi Norse, Pahlawan Sigurd (Siegfried) akhirnya membunuh Fafnir dengan pedang legendaris Gram.

3. Peran Naga dalam Sastra Fantasi Modern

Dalam sastra fantasi modern peran naga mengalami perkembangan lebih pesat, menjadi lebih kompleks dan beragam. Kita awali dengan naga tamak dan rakus yang paling dikenal. Siapa yang tidak mengenal Smaug? Hampir kebanyakan orang pasti mengenal naga yang satu ini. Naga tamak, cerdas, dan jahat yang menjaga harta karun di Misty Mountain dalam The Hobbit karangan J. R. R. Tolkien. Selain itu J. R. R. Tolkien juga menggambarkan beberapa naga lain seperti Ancalagon, Glaurung, Scatha, Gostir(Gorsthir), dan Lhamthanc. Pernah mendengar nama Sunfyre, Balerion, Meraxes, Vhagar atau Drogon, Rhaegal, dan Viserion? Bagi yang pernah membaca buku yang ditulis oleh George R. R. Martin pasti sudah tidak asing dengan naga-naga yang disebutkan tersebut, naga yang ada dalam seri A Game of Thronesdan Fire & Blood, atau naga yang hanya di mention dalam kedua serinya. Di dalam buku George R. R. Martin naga berperan sebagai senjata paling mematikan dan kuat, digunakan untuk menaklukan kerajaan-kerajaan dan menakuti musuh-musuh keluarga Targaryen.

4. Peran Naga dalam Fantasi berlatar Urban dan Kontemporer

Naga tidak hanya muncul dalam kisah fantasi berlatar medieval atau abad pertengahan yang biasanya menjadi latar dalam kebanyakan kisah fantasi. Di masa kini dengan berkembangnya teknologi mulai banyak fantasi-fantasi yang menggabungkan unsur modern dengan sentuhan keajaiban magis. Misalnya dalam The Dresden Files, karya Jim Butcher menghadirkan naga sebagai makhluk magis yang kuat dalam dunia supernatural yang tersembunyi, selain itu terdapat dua tipe naga dalam dunia dari karya Jim Butcher tersebut, yang dapat dikenali dari huruf kapital di depan katanya "Dragons" yang digambarkan sebagai kekuatan elemen dari kosmos sebagaimana konsep dalam mitologi naga asia dan "dragons" yang memiliki konsep seperti naga pada umumnya, namun pada dasarnya mereka tidak lain hanyalah utusan dan pelayan yang diciptakan.

5. Peran Naga Sebagai Sekutu dan Teman

Dalam kisah-kisah fantasi selain digambarkan sebagai antagonis dalam kebanyakan cerita fantasi juga naga digambarkan sebagai sekutu dan teman. Misalnya dalam Eragon karya Chrishtoper Paolini, Saphira adalah naga yang setia dan bijaksana yang mendampingi Eragon dalam perjalnanya, membantu dalam pertempuran dan memberikan nasihat-nasihat baik selama perjalanan.


Dari monster menakutkan hingga sahabat setia, peran naga dalam cerita fantasi terus berkembang menjadi karakter kompleks. Keberadaan naga dalam cerita fantasi menunjukan daya tarik tahan lama dari makhluk legendaris ini dengan kemampuan yang dapat beradaptasi terhadap narasi dan tema yang berbeda sepanjang waktu.

Bagaimana menurut kamu? Apakah ada naga favorit kamu yang disebutkan di sini?

Referensi:

Godzilla MonsterVerse vs Godzilla Minus One: Duel Titan di Layar Lebar

Godzilla MonsterVerse vs Godzilla Minus One: Duel Titan di Layar Lebar

Godzilla

Siapa yang tidak mengenal Godzilla sang raja para monster? Godzilla telah menjadi ikon budaya pop selama beberapa dekade, telah muncul dalam berbagai film dan media sejak debut pertama kali pada tahun 1954.

Apakah kalian sudah menonton kedua film Godzilla yang tayang pada tahun ini?

Yups, Godzilla x kong: The new Empire dan Godzilla Minus One. Dua interpretasi modern yang cukup menarik "Godzilla di MonsterVerse" dan Godzilla di "Godzilla Minus One." Kedua versi ini menampilkan Godzilla dengan cara yang sangat berbeda, baik dari segi cerita, karakteristik, maupun konteks naratif. Dalam artikel ini, saya ingin sedikit membandingkan kedua interpretasi ini secara mendalam.

Godzilla Monsterverse

Godzilla pertama yang akan saya bahas adalah Godzilla Monsterverse. Dalam monsterverse, Godzilla digambarkan sebagai Titan Alpha, dan juga sebagai penjaga keseimbangan alam, ceritanya sendiri awalnya berfokus pada konflik antara manusia dan monster, namun ketika para Titan lain mulai menampakan diri konfliknya menjadi pertempuran epik antar Titan untuk mempertahankan dominasi. Monsterverse lebih mengedepankan aksi dan efek visual yang bisa dibilang spektakuler, dengan narasi yang menekankan petualangan dan misteri terkait dengan keberadaan para titan.

Karakteristik Godzilla di Monsterverse

Godzilla dalam Monsterverse memiliki karakteristik sebagai makhluk besar dengan ukuran diperikarakan 120 meter, memiliki berat sebesar 99.634 tons, tentu saja dia kuat dan memiliki peran sebagai penjaga alam. Tampilan desainnya masih menggabungkan elemen godzilla klasik yang dibalut dengan CGI modern, menciptakan penampilan yang mengesankan sekaligus menakutkan. Meskipun terlihat menakutkan Godzilla yang sattu ini memiliki tujuan untuk menjaga keseimbangan alam, sering melawan ancaman yang lebih besar, misalnya King ghidorah. Serta Godzilla di Monsterverse memungkinkan memiliki ekspresi emosi yang lebih kompleks. Atomic Breath godzilla Monsterverse digambarkan berwarna biru terang sangat kuat, dengan jangkauan yang sangat jauh.

Godzilla Minus One

Diantara kedua Godzilla yang saya bahas disini, Godzilla Minus One adalah Godzilla yang paling saya sukai. Berlatarkan Perang Dunia II, film ini menggambatkan Godzilla sebagai simbol kehancuran dan trauma yang ditinggalkan oleh perang. Ceritanya lebih mengambil pendekatan yang lebih serius, berfokus pada dampak emosional dan psikologis dari kemunculan Godzilla terhadap masyarakat Jepang yang sudah hancur oleh perang. Film ini menyoroti perjuangan manusia untuk bertahan hidup dan memulihkan diri dari bencana yang melanda yang diakibatkan oleh kemunculan Godzilla.

Karakteristik Godzilla Minus One

Godzilla Minus One lebih menyerupai penampilan awalnya sebagai kekuatan destruktif yang tidak terhentikan. Desainnya lebih menyeramkan dan mengintimidasi. Diperkiraan Godzilla ini hanya memiliki ukuran 50 meter saja, jauh lebih kecil dibandingkan Godzilla Monsterverse. Dengan kulit yang kasar dan gelap, serta mata merah menyala menggambarkan betapa kelamnya film Godzilla Minus One. Apa yang paling saya suka pada Godzilla ini adalah Atomic Breath nya, yups. Atomic Breath Godzilla Minus one digambarkan memiliki warna merah pekat, sangat merusak dan memiliki jangkauan luas dikarenakan daya ledaknya lebih menyerupai bom Atom.


Meskipun Godzilla di Monsterverse dan Godzilla Minus One sama-sama menampilkan sang raja monster ini, keduanya memiliki alur yang sangat berbeda sehingga menawarkan pengalaman yang berbeda. Dalam Godzilla Monsterverse dipenuhi aksi dan visual yang spektakuler. Sementara di Godzilla Minus One menawarkan refleksi mendalam tentang dampak destrruktif dari bencana. Keduanya menunjukan fleksibilitas karakter Godzilla dalam berbagai konteks naratif, memastikan bahwa sang raja monster tetap relevan dan menarik bagi generasi penonton.